Mengalami trauma, terutama yang berhubungan dengan kekerasan atau pelecehan seksual, bisa meninggalkan bekas yang mendalam, baik secara emosional maupun fisik. Trauma ini sering memengaruhi cara seseorang menjalani hubungan, termasuk hubungan intim.
Tapi, dengan dukungan yang tepat dan proses yang sabar, membangun kembali hubungan seksual yang sehat setelah trauma bisa dilakukan secara perlahan dan bertahap.
Dampak Trauma Seksual
Trauma seksual bisa berdampak pada berbagai aspek kehidupan, terutama dalam hal keintiman.
Beberapa efek yang mungkin dirasakan korban trauma seksual meliputi:
– Rasa cemas atau ketakutan saat disentuh atau berada di situasi yang mengingatkan pada peristiwa traumatis.
– Flashback atau kenangan buruk yang tiba-tiba muncul saat mencoba berhubungan intim.
– Perasaan malu atau bahkan bersalah yang bisa muncul ketika memikirkan soal seks.
– Kehilangan kepercayaan pada pasangan atau orang lain.
Trauma semacam ini tidak bisa diatasi dalam semalam. Setiap orang punya waktu pemulihan yang berbeda-beda, dan yang paling penting adalah tidak memaksa diri atau pasangan untuk “cepat-cepat pulih.”
Langkah-Langkah untuk Membangun Kembali Hubungan Seksual yang Sehat
1. Fokus pada Pemulihan Emosional
Sebelum masuk ke urusan fisik, penting untuk menyembuhkan luka emosional dulu. Konseling atau terapi dengan profesional yang paham soal trauma seksual bisa sangat membantu. Terapi ini bisa membantu meredakan rasa takut, cemas, atau perasaan negatif terkait seks yang mungkin masih membayangi.
2. Jaga Komunikasi yang Terbuka
Ngobrol terbuka sama pasangan adalah kuncinya. Ceritakan apa yang kamu rasakan, apa yang bikin nyaman atau nggak, dan apa yang kamu butuhkan. Pasangan juga harus bisa mendengarkan dengan empati, tanpa memaksa kamu untuk melakukan sesuatu yang kamu belum siap.
3. Tetapkan Batasan yang Jelas
Batasan itu penting banget. Kamu berhak menentukan apa yang bikin nyaman dan apa yang tidak. Misalnya, soal sentuhan atau aktivitas seksual tertentu yang kamu belum siap lakukan. Pasangan harus bisa menghormati batasan ini sepenuhnya.
4. Fokus pada Koneksi Emosional
Seks bukan cuma soal fisik. Membangun hubungan emosional dulu bisa membantu memperkuat ikatan sebelum masuk ke tahap yang lebih intim. Kegiatan seperti ngobrol dari hati ke hati, jalan bareng, atau melakukan hal-hal yang kamu suka bersama bisa membantu memperkuat koneksi emosional.
5. Jangan Terburu-buru
Setiap orang punya waktunya sendiri untuk pulih. Jangan merasa terburu-buru atau tertekan untuk kembali melakukan hubungan intim sebelum kamu benar-benar merasa siap. Ingat, kamu yang menentukan kapan waktu yang tepat.
Kalau kamu merasa sudah lebih siap, mulailah dengan langkah kecil. Sentuhan lembut, pelukan, atau sekedar menghabiskan waktu berdua tanpa tekanan bisa jadi awal yang baik. Yang penting, pastikan semua dilakukan atas persetujuan dan kenyamanan masing-masing.
Peran Pasangan dalam Proses Pemulihan
Pasangan punya peran besar dalam mendukung proses pemulihan dari trauma seksual. Beberapa hal yang bisa dilakukan pasangan antara lain:
– Sabar dan nggak memaksa. Biarkan proses berjalan sesuai waktu yang dibutuhkan. Jangan menekan pasangan untuk kembali berhubungan intim sebelum mereka siap.
– Dengerin dengan empati. Dengarkan keluh kesah dan perasaan pasangan tanpa menghakimi.
– Hargai batasan. Pastikan untuk selalu menghormati batasan yang sudah ditetapkan.
– Dukung secara emosional. Berikan dukungan penuh, baik secara emosional maupun fisik, untuk membantu pasangan merasa lebih aman dan nyaman.